Dampak Covid-19 Bagi Industri TIK

19 Mar 2020, 20:01 WIB

Diskusi Media "Nasib Industri Telko di Tengah Disrupsi Teknologi dan Covid-19"
Diskusi Media “Nasib Industri Telko di Tengah Disrupsi Teknologi dan Covid-19”. Dok: IndoTelko

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk menghitung ulang risiko pelemahan ekonomi global akibat merebaknya Covid-19 yang berpotensi merembet ke Indonesia.

Dalam sambutan rapat terbatas belum lama ini, Jokowi juga menyampaikan peluang dampak ekonomi lanjutan yang lebih panjang hingga 2021 mendatang. Sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diyakini akan terkena dampak dari Covid-19.

Namun, founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin melihat, pencegahan penyebaran dampak Covid-19 bisa mendatangkan peluang usaha bagi pemain TIK, tetapi juga ancaman bagi pelaku usaha di sektor tersebut.

“Social distancing yang dilakukan pemerintah tentu mengubah perilaku sosial dan kerja masyarakat. Istilah working from home (WFH) atau distance learning menjadi familiar dan dianggap peluang bagi operator telekomunikasi di sisi trafik data,” kata Doni ketika membuka Diskusi Media “Nasib Industri Telko di Tengah Disrupsi Teknologi dan Covid-19” di Jakarta, Senin (16/3/2020).

Ia menilai, inovasi unified communication (UC) cocok bagi perusahan untuk WFH atau startup yang mengembangkan platform belajar online bagi kalangan pendidikan.

Pria yang juga dikenal sebagai pengamat telekomunikasi ini mengungkapkan, tantangan yang harus dihadapi oleh pemain TIK di tengah Covid-19 adalah soal supply chain global, khususnya untuk infrastruktur yang banyak tergantung dengan Tiongkok.

“Pemain besar infrastruktur jaringan itu kalau tidak dari Tiongkok, pabriknya ada di sana. Adanya pembatasan pergerakan manusia tentu berakibat bagi operator dalam upgrade kualitas jaringannya, minimal untuk mendatangkan ahli asing,” tuturnya.

Menurut Doni, kondisi sekarang tentunya operator membutuhkan sejumlah insentif atau suplemen seperti keringanan regulasi untuk mendukung pengembangan jaringan hingga kemudahan dalam melakukan transformasi digital.

“Sejatinya, regulasi baru yang menjadi beban bagi operator ditunda dulu. Kita semua harus fokus memperkuat pemain TIK agar mampu mendukung Indonesia keluar dari penyebaran Covid-19 ini,” tukasnya.

WFH Jadi Tanggung Jawab Operator

Sementara, Ketua Umum Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) Andi Budimansyah mengungkapkan lonjakan penggunaan internet pasca-anjuran bekerja dan sekolah dari rumah akibat Covid-19, merupakan bentuk tanggung jawab operator seluler untuk tetap bisa melayani masyarakat.

“Dalam kondisi seperti sekarang ini, semua butuh internet dan internet butuh infrastruktur telekomunikasi. Untuk menghadapi Covid-19, perlu regulasi sederhana yang cepat dengan biaya yang wajar dalam hal ini. Termasuk untuk operator telekomunikasi, jangan ada biaya-biaya yang membebani sampai ke tingkat Pemerintah Daerah. Karena tanpa operator telekomunikasi, kita tidak bisa melayani kebutuhan internet untuk bekerja dan sekolah dari rumah,” ujar Andi.

Ia mengilustrasikan, saat ini pendapatan operator seluler hanya dari menjual paket data. Sementara pendapatan dari penggunaan panggilan telepon dan pesan singkat (SMS) dipastikan menurun karena layanan OTT yang disediakan aplikator asing.“Sayangnya biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi minimal sebesar Rp 1,2 triliun tetap harus dibayarkan ke pemerintah setiap tahun, entah operator itu untung atau rugi tetap harus dibayar. Kan lucu seperti ini, sementara operator harus berinvestasi juga menggelar kabel optik, menambah jaringan dan bandwith,” jelasnya.

Peluang Bagi Operator

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, menyebut penyebaran Covid-19 telah mengubah perspektif dunia, misalnya muncul anjuran bekerja dari rumah, tentu akan memberikan dampak bagi perekonomian negara dan industri TIK Indonesia.

Namun jika dilihat dari sisi positif, Covid-19 juga membuka peluang bagi operator seluler karena peningkatan penggunaan internet, aplikasi, dan kecerdasan buatan untuk mempermudah kebutuhan manusia.

“Ada 3 hal yang bisa diterapkan dalam proses transformasi teknologi: Pertama, Visi dan Kepemimpinan yang bisa membawa potensi negatif dari teknologi menjadi positif. Kedua, adanya inovasi dan adopsi teknologi baru. Ketiga, perlu diterapkan dalam budaya dan transformasi organisasi,” ujar pengamat TIK tersebut.

Diingatkannya, tahun 2020 akan sangat menantang bagi industri TIK karena faktor disrupsi teknologi dan Covid-19.

“Disrupsi teknologi mengubah banyak hal dari sisi bisnis, kompetisi, adopsi dan inovasi teknologi, sampai kultur dan struktur organisasi perusahaan. Jumlah wisatawan akan menurun dan investasi asing juga. Bagaimana mau mikir investasi, kalau setiap negara mikir rakyatnya sendiri. Diperlukan visi dan kepemimpinan inovasi dan adopsi teknologi serta transformasi,” ujarnya.

Dua Dampak Covid-19 Bagi Pelaku TIK

Pengamat Telekomunikasi Kamilov Sagala mencatat setidaknya ada dua dampak langsung Covid-19 bagi pelaku TIK. Pertama adalah keterlambatan pasokan perangkat jaringan, dan juga dukungan teknis bagi solusi atau use case layanan baru terhambat akibat terbatasnya tenaga ahli dari vendor yang berasal dari negara terdampak Covid-19.

“Kemudian dampak terbesar bagi operator adalah potensi naiknya biaya belanja modal infrastruktur jaringan dan operasional maintenance untuk mempertahankan layanan 7×24. Karena itu perlu diberikan insentif bagi operator, misal penundaan implementasi validasi IMEI ponsel yang butuh investasi besar ,” kata Kamilov.

Analis Pasar Modal Reza Priyambada menambahkan, merebaknya Covid-19 otomatis akan berdampak pada emiten dari sektor TIK tahun ini.

“Industri TIK sempat membaik tahun 2019 lalu, setelah pada 2018 terjadi penurunan kinerja emiten telekomunikasi. Lalu perang harga juga masih mewarnai industri ini, terlihat dari data yield yang semakin turun secara angka year per gigabyte. Tahun ini juga masih ada potensi yang menjanjikan di pertumbuhan konsumsi layanan data serta peningkatan smartphone yang semakin besar, perbankan, dan infrastruktur B2B,” ujar Reza.

TERIMA KASIH

Sumber :https://www.liputan6.com/tekno/read/4203596/kata-para-pengamat-soal-dampak-covid-19-bagi-industri-tik

Bimbel Pencetak Juara Siap Bersaing di Olimpiade Sains Internasional

Bimbel Pencetak Juara Siap Bersaing di Olimpiade Sains Internasional
Bimbel Pencetak Juara Siap Bersaing di Olimpiade Sains Internasional. foto: istimewa

Setiap tahunnya, puluhan ribu siswa Indonesia dari jenjang SD, SMP, dan SMA berlomba untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). OSN merupakan ajang kompetisi sains paling prestisius, karena setiap siswa terpilih merupakan siswa/siswi terbaik yang mewakili 34 provinsi yang ada di Indonesia.

Untuk bertanding di OSN, mereka harus melalui seleksi yang ketat di tingkat Kecamatan (untuk SD), Kota/Kabupaten, dan Provinsi. Jika berhasil memenangkan OSN, mereka akan mewakili Indonesia dalam Olimpiade Sains Internasional (OSI), seperti International Mathematics Olympiad dan International Physics Olympiad.

Namun, proses meraih kemenangan dalam ajang OSN bukan hal yang mudah. Selain membutuhkan bakat dan minat, siswa/i juga harus menempuh latihan, pembinaan, dan persiapan ekstra di luar kelas biasa.

Soal-soal yang dilombakan merupakan kurikulum tingkat tinggi yang belum diajarkan di sekolah. Selain itu; semua mata pelajaran mulai dari fisika, kimia, biologi, astronomi, sampai komputer; memiliki elemen praktikum.

Melihat semakin tingginya partisipasi dan prestasi putra-putri Indonesia di ajang olimpiade sains, Binovatif CoLearn hadir untuk menjadi lembaga bimbingan belajar eksklusif di Indonesia yang berfokus pada persiapan OSN dan OSI.

Selain persiapan OSI; Binovatif juga menyediakan pengajaran Matematika, Fisika, dan Kimia tingkat SMP dan SMA; dengan kurikulum Indonesia, IB, maupun Cambridge. Untuk siswa/siswi yang ingin melanjutkan kuliah di Amerika Serikat (AS), ada pula sesi persiapan intensif untuk mendapatkan nilai SAT yang memuaskan.

Sejauh ini, Binovatif CoLearn yang berkantor di Kedoya, Jakarta Barat, telah berhasil mengantarkan lebih dari 50 siswa/i untuk memenangkan ajang OSN dan berbagai olimpiade sains internasional. Pada 2019 saja, lima anak didik Binovatif berhasil meraih 1 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu untuk OSN Fisika SMA.

Fadli Januar, peraih medali emas, juga berhasil memenangkan medali perunggu dalam International Olympiad of Metropolises 2019. Dari pembinaan intensif IB, Cambridge, dan SAT; Binovatif berhasil meloloskan anak-anak didiknya dalam seleksi beasiswa ke National University of Singapore, University of Pennsylvania, University of California, dan Oxford University.

“Berbeda dari lembaga bimbingan belajar yang lain, kami mendedikasikan diri di bidang persiapan OSN dan tes-tes internasional, dengan pengajar yang sudah berpengalaman dan ahli di mata pelajaran tersebut,” ungkap Danio Delano M.Sc.Eng., co-owner dari Binovatif.

“Sejauh ini, lebih dari 50 anak bimbingan Binovatif telah mencetak prestasi di skala nasional dan internasional. Murid-murid kurikulum internasional kami juga berprestasi di Cambridge Exam (nilai A atau A*) dan International Baccalaureate Exam (nilai 6-7). Karena itu, kami berani menyebut diri sebagai pusat bimbingan belajar terbaik untuk OSN, SAT, IB, dan Cambridge,” sambungnya.

Pengajar di Binovatif CoLearn memiliki rekam jejak dan pengalaman tingkat tinggi. Misalnya, ada Hani N.S. PhD. yang merupakan co-owner dan juga lulusan terbaik Fisika ITB, bergelar PhD di bidang Fisika, serta peraih medali emas APhO (Asian Physics Olympiad). Ada pula Mariana S.Si M.Biomed lulusan S1 kimia IPB dan S2 biomedik Universitas Indonesia. Ia telah berpengalaman mempersiapkan peserta olimpiade kimia sejak tahun 2003.

Hani mengungkapkan, prestasi dalam ajang OSN tidak hanya bergengsi dan membanggakan. Lebih dari itu, penerima medali OSN bisa mendapatkan beasiswa ke PTN favorit, atau mengajukan diri untuk beasiswa LPDP dari jalur prestasi OSN.

“Level kesulitan soal-soal OSN sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari kurikulum internasional atau SAT. Jadi, jika seorang murid sudah belajar untuk OSN, biasanya mereka akan sangat mudah mengerjakan berbagai macam tes; baik internasional (Cambridge test, IB test, SAT) maupun nasional (UN, SBMPTN, Simak UI, UM UGM, dll). Materi OSN juga mencakup materi kuliah tahun pertama dan kedua, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan ketika kuliah,” terang Hani.

Dalam mempersiapkan para murid, Binovatif CoLearn mempunyai satu kiat yang terus dipegang hingga saat ini; yaitu menekankan pemahaman konsep dan bukan hanya menghapal rumus.

Tidak ada syarat khusus untuk mendaftar, siswa/i hanya perlu memiliki kemauan belajar yang tinggi. Anak bimbingan bisa datang langsung minimal sekali seminggu. Namun, Binovatif juga melayani les privat ke rumah, bergantung pada jaraknya.

Untuk memperluas akses belajar, Binovatif telah bermitra dengan CoLearn, sehingga sesi pengajaran dapat ditawarkan dalam bentuk live streaming.

Selain mendapatkan fleksibilitas lebih, para murid juga bisa mengakses Practice Platform (latihan soal), serta layanan College Counselling dan Study Plan yang berguna untuk mempersiapkan pendidikan tinggi dan karir. Semua fasilitas tersebut tersedia dalam satu aplikasi yang dapat diakses secara gratis untuk murid yang terdaftar di Binovatif.

“Kami berharap, semakin banyak siswa/i yang mendaftarkan diri ke CoLearn untuk mengikuti bimbel dari Binovatif. Dengan pembinaan intensif dan latihan yang komprehensif, kami ingin putra/i Indonesia semakin berprestasi di ajang olimpiade sains internasional dan bahwa Indonesia adalah negara yang cerdas. Apalagi sekarang, talenta-talenta di bidang sains sangat dibutuhkan untuk perkembangan dunia,” pungkas Hani.

TERIMA KASIH

Sumber : https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4202362/bimbel-pencetak-juara-siap-bersaing-di-olimpiade-sains-internasional